Sepeda motorku yang sudah mulai udzur berusaha berbisik perlahan melalui deru knalpotnya yang telah usaha “menjelang tanggal 09 April 2009 terasa semakin cepat dan singkat (versi caleg) hanya saja bagi masyarakat umumnya akan terasa seperti hari-hari yang sudah-sudah, hanya terlihat di media masa, tempat keramaian, pinggir-pinggir jalan dan bahkan di pemekaman umum banyak dihiasi dengan iklan dan media kampanye dari caleg yang akan bertarung untuk memperebutkan kursi legislative daerah maupun pusat”. Dalam hatiku pun membatin “alangkah ramainya alat-alat kampanye ini….dan tak jarang alat kampanye tersebut menghalangi pandangan pengguna jalan, dan tak jarang menyebabkan kecelakaan dijalan”.

“ya…….pesta…..pesta…pesta…..demokrasi memang selalu ramai dan memang harus ramai kalau tidak ramai dan meriah bukan pesta demokrasi…” teriak sepeda motorku saat kupaksa untuk sedikit melaju lebih cepat karena aku sendiri bosan melihatnya dan berusaha menghilangkan pandanganku dari baleho, spanduk, bendera dan alat-alat kampanye lain yang kulihat sepanjang jalan. Pun begitu mata ini seolah tidak mau berpaling dari alat kampanye tersebut, atau memang alat peraga kampanye tersebut yang selalu ada dipinggir jalan.

Aku dan sepeda motorku telah sampai digubuk kami yang tidak terlalu menarik untuk disinggahi yang juga digapura halaman kami juga tertempel sticker-sticker para caleg, sesampainya kami digubuk kami, segera saja speda motorku kugiring untuk masuk kedalam gubuk, dan taklama waktu berselang kuhidupkan televisi, untuk menghibur diri aku menyaksikan acara hiburan, dalam hati aku bergumam “hemmmm….aman sekarang tak ada yang berbau politik dan kampanye-kampanye caleg” sekitar 5 menit lamanya hatiku terasa lega dan terhibur, ee…..h tak lepas dari 5 menit muncul lagi iklan caleg di televisi…..”wah memang dunia Indonesia ini belum bisa sepenuhnya menghargai dan menghormati orang-orang yang ingin menghibur diri lepas dari hal yang berbau politik.

Menonton televisi juga tidak melepaskanku dari iklan kampanye caleg, terpaksa dengan berat hati kumatikan tv dan aku duduk diberanda gubukku yang atapnya sedikit tercabik-cabik oleh waktu, “kopi di meja dan rokok ditangan ternyata benar-benar menghiburku…ha….ha….ha…..” umpat ku dalam hati, dengan perasaan yang lega dan puas karena tidak lagi mendengar kampanye caleg dan hal yang berbau politik, kuhisap rokok dan ku sruput kopi penuh kemerdekaan dan kebebasan. “hei…..sedang apa kau..” teriak sahabatku yang berasal dari binjai sumatera utara sambil menghampiriku, “he he he biasalah lay aku sedang santai melepas kepenatan…” jawabku, “dari mana lay…kok sepertinya buru-buru sekali” tanyaku kembali, “woi….ia lah, gak buru-buru gimana mumpung pak bos ini dirumah, ada hal penting yang akan aku sampaikan..” katanya, “begini pak bos…daerah kita inikan dari dahulu sampai sekarang beginilah adanya, tidak ada kemajuan, karena memang tidak ada yang memperjuangkannya……nah…karenanya aku mengajak pak bos untuk bertemu dengan orang yang akan berjuang memajukan daerah kita ini gimana….?” Aku mendengarkan penuh semangat aterhadap penjelasan teman ku ini, “lalu kita akan bertemu dengan siapa dan dimana?” tanyaku, “kita akan bertemu dengan si…….caleg dari partai blab la bla dibla bla bla” tandasnya, mendengar jawabannya sontak aku tersedak tanpa sebab, dalam hati aku mengumpat “keparat…tidak bisa juga aku lepas dari kampanye potilik caleg-caleg, aku mesti kemana untuk menghindari urusan – urusan tersebut dan tidak adakah desain kampanye yang indah dan lebih bersahabat..???